Masuknya StarCraft 2 sebagai cabang olahraga esports yang didemonstrasikan di Asian Games 2018 merupakan sebuah titik kebangkitan berasal dari sebuah genre esports yang kini merasa terlupakan keberadaannya. Penasaran bersama genre tersebut? Yuk, kilas balik dulu!
Sekilas perihal RTS
Real-time strategy atau disingkat sebagai RTS adalah sebuah subgenre atau pecahan berasal dari genre game strategy. Sebuah game dapat dikategorikan sebagai RTS jikalau punyai beberapa elemen gameplay di bawah ini.
Bisa pilih dan mengendalikan banyak unit bersama langkah “dragging and clicking“,
Bisa menjalankan unit untuk menguasai area mutlak seperti resource,
Bisa menyerang dan menghancurkan unit musuh,
Bisa membuat beraneka macam bangunan, seperti untuk proses pertahanan ataupun untuk membuat pasukan unit,
Bisa tetap menerus membuat dan mengontrol banyak unit selama permainan berlangsung,
Bisa menyatukan resource untuk dipakai mendirikan bangunan atau belanja unit,
Bisa berikan perintah secara real time kepada unit yang dikontrol tanpa menunggu timer atau menunggu giliran berasal dari player lain.
Contoh yang kondang berasal dari genre real-time strategy adalah StarCraft, Age of Empires, Command & Conquer, dan Company of Heroes.
Bermodalkan bersama keseruan menyusun strategi, RTS muncul sebagai genre yang lumayan menarik minat para gamer hardcore. Namun terhadap kenyataan zaman now, era depan RTS tidak ulang segemilang era lalunya. Penasaran? Yuk, disimak lebih lanjut.
Asal mula perkembangan genre RTS
Genre real-time strategy yang kami ketahui sekarang tidak lahir secara tiba-tiba, subgenre ini lahir perlahan-lahan, berasal dari pecahan genre strategy. Game paling awal yang dapat dikategorikan sebagai RTS adalah Herzog Zwei (1989).
Walaupun game ini lebih serupa subgenre MOBA karena tujuan permainan dicapai melalui satu karakter hero, game ini punyai proses gameplay yang menghancurkan markas musuh bersama Mengenakan banyak unit atau pasukan seperti genre RTS modern. Gameplay termasuk dimainkan secara real time tanpa kudu bergantian menunggu pergerakan musuh.
Selain RTS, banyak game lain yang Mengenakan proses turn-based strategy yang kudu menunggu giliran bermain.
Pada th. 1992, diluncurkan game Dune II yang mempelopori gameplay RTS modern waktu ini. Gameplay tersebut tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui inovasi yang mengkombinasikan elemen-elemen game keluaran sebelumnya seperti Populous, Eye Of The Beholder, sampai terinspirasi berasal dari user interface Macintosh.
Salah satu elemen mutlak yang disita oleh game ini adalah konsep penggunaan mouse untuk memilih, menjalankan unit, dan termasuk menyatukan resource. Konsep gameplay yang mengkombinasikan akurasi kontrol berasal dari perangkat mouse dan banyaknya pilihan tombol di keyboard melahirkan segi kompleksitas dan akurasi yang terlampau mutlak bagi RTS modern.
Perlahan-lahan, perubahan gameplay RTS ikuti perkembangan hardware yang tetap berkembang, dan kompetisi antar game developer pun tetap membuat variasi yang lebih unik ulang bersamaan bersama perkembangan teknologi yang dapat menampung kompleksitas yang lebih besar.
Genre real-time strategy terhadap th. 1998 sampai 2000 perlahan-lahan bertransisi ke bagian grafis 3 dimensi.
Tahap pertama transisi ini diawali bersama membuat peta (map) jadi tiga dimensi. Map ini bukan hanya menampilkan perbedaan tinggi berasal dari medan di dalam game tapi termasuk menambahkan fitur baru terhadap gameplay.
Sebagai contoh, Age of Empires yang terbit terhadap th. 1997 menggunakan sebuah fitur yang bernama fog of war, di mana tiap-tiap unit yang berdiri di area yang lebih tinggi bakal membawa jarak pandang yang lebih besar dibanding unit yang berdiri di area yang lebih rendah.
Transisi ke-2 adalah perubahan untuk unit yang dikontrol. Pergantian berasal dari gambar 2 dimensi atau sprites yang datar dan hanya dapat menampilkan satu sisi gambar saja, jadi polygon bersama wujud tiga dimensi, yang selanjutnya menyempurnakan tampilan terhadap kamera untuk dapat berputar 360° memandang ke di dalam arena map.
Setelah periode transisi real-time strategy ke era 3 dimensi yang prima selesai, banyak orang yang menunggu bagian perkembangan apa selanjutnya yang bakal berjalan terhadap genre ini dengan top up mobile legend.
Namun, perkembangan teknologi 3D untuk gaming secara keseluruhan bukan hanya mendorong popularitas terhadap genre RTS, tapi termasuk mendorong popularitas genre lain. Hal ini membuat timbulnya kompetisi besar untuk menarik kastemer baru ke genre RTS.
Saat ini peminat game RTS telah tidak banyak, agar kebanyakan game studio enggan untuk mengeluarkan game bersama genre real-time strategy karena mereka tidak yakin bersama keseluruhan penjualan untuk dapat menutupi cost pembuatan game tersebut. Juga mengingat belum ulang masih ada saingan berasal dari game studio lain yang memperebutkan populasi pasar yang telah mengecil ini.
